Serba Serbi Onlineshop

 gambar dari sini

Dengan kemudahan teknologi di jari jemari, dunia serasa dalam genggaman. Apapun aktivitas kita saat ini bisa dibilang sangat terbantu dengan gadget, termasuk masalah bisnis/dunia usaha. Ramainya social media membuat aktivitas jual beli online (Onlineshop) meningkat.
Menurut gamesisort, pada awalnya, online shop merupakan salah satu bentuk kegiatan meliputi jual beli dan marketing barang atau jasa melalui sistem elektronik. Pembayaran dilakukan dengan sistem pembayaran yang telah ditentukan dan barang akan dikirimkan melalui jasa pengiriman barang.

Pertama kali, perdagangan melalui sistem elekronik mulai dilakukan pada tahun 1994. Kegiatan ini bermula semenjak digunakannya banner di halaman-halaman website. Tak lama kemudian, sekitar tahun 2000, kegiatan promosi dan penjualan seperti ini memperlihatkan hasil yang luar biasa. Sehingga banyak perusahaan yang ikut memasang bannernya di internet.
Saat ini, gadget menjadi bagian dari gaya hidup, social media pun menjadi hal yang lumrah, sehingga online shop bukan lagi sesuatu yang asing. Siapapun bisa bertransaksi online dengan kejujuran sebagai modal utamanya. Awalnya, sayapun ragu untuk melirik pasar online ini, saat itu yang ada dalam pikiran saya, bagaimana mungkin bertransaksi dengan modal foto/gambar tanpa bertemu penjualnya langsung dan langsung sementara di sekitar kita saja banyak bertebaran berbagai toko, berbagai penjual aneka barang yang kita butuhkan? Sampai suatu ketika, suami membelikan baju dari sebuah online shop melalui salah satu situs belanja di Indonesia. Bajunya sama seperti di gambar tapi tiiipiiiiisss sekali. Sampai gak bisa terpakai. Kecewa? Pastinya. Tapi saya lalu berpikir lain. Ada banyak peluang yang dihasilkan dari dunia onlineshop, seperti menjadi produsen, reseller, juga sistem dropship. Saya sempat mencoba sistem dropship, agar tidak mengecewakan pembeli, saya memilih produk fashion dari brand yang cukup ternama sehingga pembeli yang umumnya loyal dengan produk tersebut sudah mengetahui bagaimana harga dan kualitasnya. 
Sayapun belajar dari awal, seperti membuat fans page, bagaimana mengelolanya, telaten mengupdate koleksi-koleksi terbaru, dan rajin mengurus fanspage agar tetap "hidup". Sebulan, dua bulan, tiga bulan, sepi-sepi saja ibarat toko yang belum tersentuh pembeli. Hingga pada bulan keempat ada sms masuk di HP yang menanyakan produk X, yang sayangnya sudah sold out. Meski tidak jadi membeli, rasanya senang sekali, akhirnya sedikit demi sedikit fanspage yang saya bangun mulai ramai. Saya memang memilih tidak berjualan di FB agar lebih fokus di fanspage. Dan makin lama, makin banyak saja yang berkecimpung di pasar online ini, apapun latar belakangnya, aneka macam barang pun dijual, hingga kadang timbul persaingan yang tidak sehat antar penjual. Misalnya, penjual yang menjual di bawah harga standar yang otomatis mengacaukan pangsa pasar produk tersebut. Kasus penipuan juga sering terjadi dalam transaksi online ini. Bahkan saya dan suamipun sempat mengalaminya, Untuk booking suatu produk, kami diminta mentransfer sejumlah uang. Setelah sadar, kami pun mendapat pelajaran baru, tidak semua onlineshop jujur, tidak semua pedagang dan pembeli jujur. Kita harus jeli dan teliti baik sebagai penjual maupun pembeli. Sebagai pembeli misalnya, kita bisa mempelajari info tentang onlineshop tersebut, barang yang dijual, sistem pembayaran, serta jenis ekspedisi yang digunakan. Saat membutuhkan suatu produk, bandingkan harga dan kualitasnya dengan onlineshop yang lain agar kita mendapat produk asli bukan yang palsu. Suatu ketika, saya pernah membeli wajan enamel dari sales yang harganya sekitar Rp.200 ribuan. Setelah browsing, ternyata dengan gambar yang persis sama, ada onlineshop yang menjual cuma Rp. 90 ribuan. Saya sempat komplain pada si sales, tapi dia berhasil membuktikan kalau dia sales resmi dari perusahaan produsen wajan tersebut dan memang harganya segitu, sayapun berpikir, jika terburu-buru membeli di internet tanpa survei terlebih dahulu, dengan siapa kita komplain kalau barang tidak sesuai dengan informasi? Termasuk membeli barang-barang yang bernilai tinggi, mobil misalnya, jangan tertipu dengan harga yang lebih murah dari harga pasar. Cek juga apakah mobil tersebut plat nomornya ditutup? Jika iya abaikan saja.

Dengan makin ramai dan sesaknya pasar onlineshop, saya memilih berjualan dengan bergabung di sebuah situs belanja (situs e-commerce). Alhamdulillah lebih aman dan menguntungkan. Aman berjualan, dan aman juga bagi pembeli. Sebuah situs belanja biasanya memiliki sejumlah peraturan dan ketentuan yang harus dipatuhi penjual dan pembeli. Di situs belanja yang saya gunakan misalnya, pembeli berbelanja dengan membayar ke situs tersebut, dan uang bisa dicairkan ke rekening saya setelah barang sampai di tangan pembeli. Dan saat ini situs-situs belanja makin bertambah banyak, layaknya mall yang menyediakan aneka macam kebutuhan. Hanya dengan duduk manis, kita tak perlu susah payah berburu produk dari toko ke toko. Sejumlah situs belanja bahkan sering membuat event untuk menarik pengunjung dan kitapun mulai mengenal voucher belanja senilai sejumlah uang yang tidak bisa diuangkan namun berupa sejumlah kode yang bisa ditukarkan produk seharga nominal yang telah ditentukan.

Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, onlineshop sebagai bagian dari e-commerce (perdagangan digital) telah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Bahkan pengguna serta nilai transaksinya meningkat dari tahun ke tahun. Dan siapapun bisa menjadi bagian termasuk kita.


Menjadi bagian dari dunia onlineshop tentu kita juga berhubungan dengan dua pihak, Bank dan ekspedisi. Kita tentu familiar dengan Tiki, JNE dan Pos Indonesia yang sering digunakan dalam bisnis online ini. Jangkauan wilayah, harga, serta ketepatan waktu biasanya menjadi faktor penting dalam memilih ekspedisi. Saya sendiri pernah mendapat komplain karena order yang belum sampai yang ternyata kesalahan ada pada ekspedisi, pernah juga mendapat paket yang bocor, paket yang tidak juga sampai sehingga harus jemput bola diambil langsung ke kantor ekspedisi, dan yang paling menyenangkan tentu mendapat konfirmasi dari customer saat barang sampai lebih cepat dari perkiraan.

Dan karena onlineshop saya menjual fashion muslim, saya ingin berbagi sedikit tips dalam berbelanja fashion:

1. Ukuran
Saya pernah mendapat customer yang baik. Dia terakhir berbelanja menjelang lebaran Idul fitri. Sudah agak lama. Dan sangat dimaklumi karena terakhir dia belanja baju yang di beli di tukar karena kekecilan. Sudah ditukar masih kekecilan juga, tapi dia gak mau tukar lagi. Saya tidak tahu apakah pengalaman ini membuat dia jera berbelanja online atau tidak yang jelas, sebelum membeli baju kita harus memperhatikan ukuran/ sizepack. Lalu bandingkan dengan baju yang kita pakai. Tidak jarang ukuran M di merk A sama dengan ukuran S di merk B. Lalu untuk allsize misalnya. Allsize fit to XL berarti ukuran ini bisa digunakan oleh orang dengan ukuran baju S hingga XL. Kalau perlu, ukurlah berapa panjang lengan, lingkar pinggang, lingkar dada, lingkar bahu pada baju yang kita pakai lalu bandingkan dengan sizepack pada baju yang ingin kita beli di onlineshop. Tapi jika kita sudah terbiasa dengan baju merk tertentu tentu cara ini tak perlu digunakan. Langsung tentukan pilihan dan transfer ke onlineshop yang dituju
2. Jenis kain
Jangan sampai pengalaman saya membeli baju yang terlalu tipis ini juga terulang pada teman-teman ya, pada detail gambar biasanya diterangkan jenis kain yang digunakan. Jika tidak ada, langsung tanyakan pada penjual. Kadang, warna putih biasanya agak transparan daripada baju yang berwarna. Jadi, teliti sebelum membeli memang penting.
3. Takut baju tidak sampai
Lagi-lagi soal kepercayaan. Kita bisa mengumpulkan informasi, browsing hingga menemukan onlineshop yang jujur. Banyak diantara onlineshop yang memiliki showroom atau outlet. Testimoni pelanggan, masukan dari teman ataupun berbagai informasi dari internet tentu akan membantu.

Onlineshop, jika diniatkan secara benar, dilakukan dengan jujur, bisa menjadi ladang rizki, memperpanjang silaturahmi dan membuka peluang-peluang lain yang mungkin tidak kita pikirkan sebelumnya. Karena rizki dari Allah dan kita berkewajiban menjemputnya dengan cara yang baik dan halal.

Komentar

  1. no 3 yang takut baju atau barang tak sampai ini yang menjadi persoalan yang mendasar bu selain hal2 mendasar mengenai barang nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pak, tapi sepertinya kepercayaan masyarakat makin meningkat dengan e-commerce, dg menjadikannya gaya hidup juga peluang usaha

      Hapus
  2. Usaha online memang sangat membutuhkan kepercayaan ya mbak. Selain kepercayaan pembeli, juga penjual. Kedua belah pihat harus jeli. Apalagi jika berkaitan dengan ekspedisi atau pilihan bank. Suka duka OS memang selalu layak dibahas.
    Terima kasih untuk ulasan lengkapnya.
    Jabat erat dari Jepara
    Susindra

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kunjungannya mba susi, semoga sukses GA dan OS nya :)
      *jabat erat

      Hapus
  3. setuju mbak, niat itu penting dan setelahnya harus komit melaksanakan dengan sebaik-baiknya, goodluck mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mba, semua memang berawal dari niatnya. terimakasih mak dame :)

      Hapus
  4. Online shop sekarang sudah semakin menjamur ya mbak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer