MENIKMATI EKSOTISME JEPARA DI PANTAI BANDENGAN DAN PULAU PANJANG


Memiliki suami yang berasal dari Jepara membuat saya menginjakkan kaki di bumi Kartini ini sekaligus mengenal beberapa tempat wisatanya yang menarik untuk dikunjungi. Oh iya, sekilas mengenai Kabupaten Jepara,
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat Bandara Dewandaru yang didarati pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Jepara sendiri memiliki garis pantai sepanjang 72 Km. Selain di kenal sebagai kota ukir, Jepara juga terkenal sebagai tanah kelahiran pahlawan wanita Indonesia, RA Kartini. Nah, dengan kondisi geografis yang berbatasan dengan Laut Jawa, Jepara memiliki banyak wisata pantai yang menarik untuk di kunjungi, diantaranya Pantai Bandengan

PANTAI BANDENGAN JEPARA
Mengapa dinamakan Pantai Bandengan?
Pantai Bandengan Terletak di Desa Bandengan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Asal-usul pantai bandengan berawal dari sunan muria yang hendak menyebarkan agama islam ke pulau karimunjawa. Ketika memasuki wilayah pantai Beliau menemukan ikan Bandeng yang jumlahnya begitu banyak. Oleh sebab itu wilayah ini dinamakan dengan Bandengan.

Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, NY. OVINK SOER dan suaminya mengajak R.A. Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 kmke Utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukausebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindariombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu Pantai Bandengan.Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hampir sama dengan bandengan namanya Klein Scheveningen secara spontan mendengar itu R.A .Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen.

Pantai Tirto Samudro atau Pantai Klein Scheveningen atau yang dikenal oleh masyarakat umum dengan sebutan Pantai Bandengan adalah pantai yang terletak 7 km sebelah utara dari pusat kota Jepara, Jawa Tengah. Pantai berpasir putih ini banyak dikunjungi untuk melihat matahari terbit dan matahari terbenam. Pantai ini juga acap digunakan untuk acara tingkat nasional maupun internasional berupa festival layang-layang dan ajang motor kross.

Kami berangkat dari rumah di daerah Kalinyamatan (Jepara bagian selatan, berbatasan dengan Demak). Kalau dari Semarang, Kalinyamatan lebih dekat jaraknya dari pada ke Jepara Pusat seperti Tahunan. Di Tahunan akan banyak kita temukan sentra ukiran khas Jepara yang sangat terkenal. Pantai Bandengan sendiri masih sekitar 7 Km dari pusat kota Jepara. Sekitar 1 jam perjalanan dengan motor kami sekeluarga tiba di Pantai Bandengan. Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000,- per orang kami segera memarkir motor lalu menuju pantai. Pantai ini sangat cocok untuk wisata keluarga, banyak pengunjung yang membawa rombongan atau keluarganya mengunjungi pantai ini. Karena selain menikmati pantai, banyak wahana menarik yang bisa kita nikmati seperti banana boat, Wave house (wahana ombak buatan untuk selancar), Jetski, kano, sandal raksasa, mainan anak, anak, dan yang gak boleh terlewatkan, naik perahu ke pulau panjang.

Sebagai obyek wisata yang cukup terkenal, Pantai Bandengan memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti mushola, penginapan, tempat parkir, warung makan, dan juga toko souvenir yang menjual aneka cenderamata khas Jepara. Sesampainya di pantai, kita akan disambut oleh beberapa orang yang menawarkan jasa penyewaan tikar. Tikar sendiri bisa kita sewa sebesar Rp.10.000,-. Oleh karena itu, tikar merupakan barang yang wajib dibawa selain perbekalan. Disini kita bisa duduk di atas tikar, menikmati udara pantai yang sepoi-sepoi sembari menyantap perbekalan sambil melihat pengunjung yang bermain pasir, kapal-kapal yang berlalu lalang, serta teriakan gembira para pengunjung yang tengaj menikmati banana boat atau jetski.

Karena membawa rombongan kecil, saya, suami, Isya dan Himda tidak menyewa tikar. Saya dan si kecil Himda duduk di gazebo, menikmati perbekalan sambil melihat Isya yang asyik bermain pasir dengan abinya. Gak perlu repot, pelampung bebek ini banyak di sewakan di sepanjang pantai.

Isya asik main pasir bareng abi

banyak persewaan pelampung, banana boat, dan jetski di tepi pantai Bandengan

Banyak gazebo yang disediakan untuk pengunjung Pantai Bandengan

Himda selfie with banana boat :D

Kita gak naik banana boat atau jetski, masih terlalu ekstrim buat 2 balita kami. So, setelah Isya puas main di pantai, yuuk kita naik perahu ke Pulau Panjang. Buat Isya dan Himda ini pertama kali kali naik perahu beneran menyeberang melewati laut dari Pantai Bandengan ke Pulau Panjang.

PULAU PANJANG JEPARA
Pulau Panjang merupakan satu dari 29 pulau di perairan JeparaPulau dengan luas 19 hektare ini berjarak 1,5 mil laut dari Pantai Kartini, Jepara. Kita berangkat dari dermaga Pantai Bandengandengan perahu motor dengan tarif Rp. 10.000,- per orangnya. Menurut Wikipedia, pulau kecil ini masuk gugus kepulauan Sunda Besar. Pulau ini memiliki pasir putih dengan dikelilingi laut dangkal berair jernih serta memiliki terumbu karang. Bagian tengah pulau ini terdapat hutan tropis dengan pohon yang tinggi menjulang se rta diselingi perdu dan semak sebagai tempat burung laut berkembang biak. Flora di pulau ini dominasi oleh pohon Kapuk randu, Asam jawa, Dadap, serta Pinus.

Perjalanan tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 10 menit Pulau Panjang telah tersaji indah di hadapan kami. Pengemudi perahu menawarkan tambahan ongkos Rp.3.000 per orang lalu maka kami akan di bawa berputar mengitari Pulau Panjang, tapi kami menolak dan memilih untuk segera turun di dermaga Pulau Panjang. Dan ini dia Pulau Panjang yang mempesona.


Selamat datang di Pulau Panjang

Menikmati pantai pasir putih di Pulau Panjang

Sesampainya di Pulau Panjang kami membayar tiket masuk lalu berjalan-jalan di pulau tak berpenghuni ini. Saat baru datang saya tidak menjumpai pedagang selain seorang penjual es lilin. Warung makanpun tak tampak di sekitar dermaga pantai. Entah para pedagang sedang tak berjualan atau memang jarang ada pedagang disana, sehingga perbekalan makanan wajib dibawa apalagi bagi yang membawa balita seperti kami. Kami beristirahat sejenak di pondok bambu yang sepertinya biasa di manfaatkan untuk berjualan. Fasilitas disini sepertinya masih butuh perhatian dan masih perlu di kembangkan misalnya dengan membangun penginapan yang mengusung go green, yaitu dengan membangun pennginapan tapi tidak merusak ekosistem pohon-pohon. Sayangnya Pemerintah Kabupaten Jepara belum memanfaatkan tersebut. Di Pulau Panjang terdapat Makam Syekh Abu Bakar sehingga pengunjung bisa sekalian berziarah sambil berwisata.
Meski demikian kita tetap harus menjaga kebersihan dan kelestarian alam disini dengan tidak membuang sampah sembarangan. Buang sampah di tempat sampah yang disediakan atau masukkan sampah ke dalam tas, di Pantai Bandengan akan banyak kita temui tempat sampah. Pulau ini masih asri dan sepi. Kami hanya beristiahat di pondok, anak-anak belum kuat berjalan mengitari pulau. Tidak sedikit pengunjung yang bermain pasir putih atau berenang di pantai. Memiliki laut dangkal yang berair jernih serta terumbu karang di dalamnya sepertinya seru buat diving atau snorkeling ya ...

Dan sebagai pengunjung/wisatawan yang baik, selain tidak membuang sampah sembarangan kita juga harus menjaga kelangsungan ekosistim disini seperti tidak mengambil terumbu karang, atau bagi warga sekitar tidak mengambil pasir dan karang secara liar. Sungguh saya tidak menyangka kalau DULU, pada tahun 1952 luas pulau masih sekitar 60 hektare, pada tahun 1982 tinggal 30 hektare. Sekarang hanya tersisa sekitar 19 hektare. Faktor alam seperti abrasi, ulah manusia yang tidak bertanggung jawab serta peran pemerintah yang belum maksimal. Penanaman hutan mangrove dan penataan alam Pulau Panjang di perlukan agar kita Pulau Panjang tidak bernasib sama sperti Pulau Bokor. Pulau Bokor terletak di perairan barat Desa Bulakbaru, Kecamatan Kedung Jepara. Pulau karang itu kini sudah tenggelam karena faktor alam dan ulah manusia yang banyak mengambil karang di pulau tersebut pada 1970-an. Mari berwisata tanpa merusak alam dan lingkungannya.

Setelah merasa cukup berjalan-jalan di Pulau Panjang, kami kembali ke Pantai Bandengan. Kapal yang kami tumpangi tidak sepenuh saat berangkat. Begitu turun di dermaga Pantai Bandengan, kami tidak langsung pulang. Ada banyak mainan anak-anak yang sayang di lewatkan Isya dan Himda.

Dermaga kapal wisata di Panta Bandengan

Main dulu sebelum pulang


TRADISI LOMBAN DAN KECELAKAAN KAPAL DI PULAU PANJANG

Bagi saya, Jepara adalah kota yang unik dengan kultur masyarakat dan kultur budaya yang menarik. Mungkin karena faktor sejarah dimana Jepara sempat dikuasai Kerajaan Majapahit, bangsa Portugis serta banyaknya pesantren di kota ini membuat Jepara menjadi kota yang kaya wisata, wisata ziarah, wisata religi, wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam, dan yang gak boleh ketinggalan apalagi kalo bukan wisata belanja dan wisata kuliner...:D
Masih bertema laut dan jalan-jalan nih. Di Jepara ada tradisi pesta lomba atau bakda kupat. Pesta ini adalah puncak dari pesta syawalan yang diadakan 1 minggu setelah hari raya Idul Fitri. Rasa-rasanya pesta lomban ini lebih ramai dari pada saat hari raya. Kalau di daerah asal saya, Banyumas, kita menyantap ketupat saat hari raya, di Jepara sekitar 2-3 hari sebelum bakda kupat masyarakat Jepara baru-bersiap-siap membuat ketupat dan lepet. Pusat perayaan ini berada di Pantai Kartini, Jepara, namun bisa juga disaksikan di Ujung Gelam, Pantai Koin, Karimunjawa, serta beberapa tempat yang di tentukan sebelumnya. 

Pada saat pesta Lomban berlansung semua pasar di Jepara tutup tidak ada pedagang yang berjualan semuanya berbondong-bondong ke Pantai Kartini. Pesta Lombang berlangsung sejak jam 06.00 pagi dimulai dengan upacara Pelepasan Sesaji dari TPI Ujungbatu. Upacara ini dipimpin oleh pemuka agama desa Ujungbatu dan dihadiri oleh Bapak Bupati Jepara dan para pejabat Kabupaten lainnya. Setelah dilepas dengan do’a sesaji berupa kepala kerbau ini di”LARUNG” ke tengah lautan, pelarungan sesaji ini dipimpin oleh Bupati Jepara.
Sementara sesaji dilarung ke tengah lautan, para peserta pesta lomban menuju ke “Teluk Jepara” untuk bersiap melakukan Perang Laut dengan amunisi beragam macam ketupat dan lepet tersebut.
Selanjutnya dengan disaksikan ribuan pengunjung Pesta Lomban acara “Perang Teluk” berlangsung ribuan kupat, lepet, kolang kaling telur-telur busuk berhamburan mengenai sasaran dari perahu ke perahu yang lain. “Perang Teluk” usai setelah Bupati Jepara beserta rombongan seusai melarung sesaji kepala kerbau merapat ke Pantai Kartini dan mendarat di dermaga guna beistirahat dan makan bekal yang telah dibawa dari rumah. Di sini para peserta pesta lomban dihibur dengan tarian tradisional Gambyong dan Langen Beken dan lain sebagainya.
Puncak keramaian sendiri berlangsung di Pantai Kartini yang sekarang lebih dikenal dengan sebuta Taman Rekreasi Pantai Kartini, yang mampu menyedot pengunjung lebih dari 40.000 orang wisatawan. Di sini pula berlangsung berbagai macam lomba masyarakat nelayan Jepara, seperti : lomba dayung, lomba perahu hias, lorotan di atas air, dan aneka lomba lainnya.

Saya dan anak-anak memilih di rumah atau bersilaturahmi dengan keluarga di Jepara. Lebih ke alasan keamanan dan kenyamanan buat anak-anak sih, saat pesta Lomban jalan-jalan macet penuh oleh masyarakat yang menuju Pantai Kartini. 

Sebulan setelah kami berwisata ke Bandengan kami di kagetkan dengan peristiwa terbaliknya kapal di Pulau Panjang.  Kronologi peristiwa tersebut yakni kapal itu sudah beroperasi sejak sekitar pukul 08.00 saat tradisi lomban dimulai. Kapal itu membawa 80 penumpang dari dermaga Ngemplak, Jepara, untuk mengikuti pesta lomban dan kemudian kembali ke dermaga.

Setelah itu, dari pantai Kartini kapal tersebut mengangkut 15 wisatawan menuju Pulau Panjang.   Sekitar pukul 11.30, dari Pulau Panjang, kapal naas itu kemudian menaikkan lebih dari 40 penumpang untuk dibawa kembali ke pantai Kartini.

Kapal kemudian berangkat dari dermaga Pulau Panjang dengan posisi mundur ke belakang sejauh 150 meter. Dari posisi itu, nakhoda memutar untuk mengubah posisi kapal. Namun, sesudah posisi kapal menghadap ke utara, tiba-tiba kapal tidak terkendali dan posisi miring ke kanan. Akhirnya kapal yang sarat penumpang tersebut terbalik dan tenggelam di kedalaman 12 meter.

Kami teringat kembali saat nakhkoda kapal wisata menawarkan untuk berwisata kapal mengitari Pulau Panjang dan suami saya langsung menolak. Kami ingin segera turun dari kapal dan menjejakkan kaki di tanah. Alhamdulillah, kami sekeluarga selamat tapi hati kami juga sempat terguncang mengingat sebulan sebelumnya kami menaiki kapal wisata dengan rute yang sama. Apalagi tetangga kami juga ada yang menjadi korban. Kesimpulannya adalah, jangan berlebihan. Apapun moda transportasi yang  kita gunakan jangan sampai kelebihan muatan, baik muatan penumpang maupun barang. "Eling" pepatah singkat Jawa ini mengingatkan kita untuk "ingat". Tidak terburu-buru. Ingat Allah, ingat keselamatan diri dan keluarga, dan tidak lupa selalu berdoa memohon perlindungan pada Allah.

ISYA DAN LIANG TEH CAP PANDA

 Lho, apa hubungannya Isya dan Liang Teh cap Panda?
Biasanya kami cukup lama liburan di Jepara, pernah sampai sebulan disana. Sayang kan, jauh-jauh ke Jepara disana cuma sebentar. Apalagi ibu mertua tinggal sendirian sejak bapak meninggal dan putra-putrinya telah hidup dengan keluarganya masing-masing. Isya dan Himda juga betah disana menemani mbah utinya. Entah karena perubahan cuaca atau daya tahan tubuh yang menurun, saat di Jepara kadang anak-anak sempat ngedrop. Isya memang suka lupa minum air putih apalagi kalau keasikan main dengan kondisi Jepara yang agak panas pernah Isya menderita batuk, lumayan lama 2 mingguan. Dan liburan ini Isya kena sariawan, lumayan lama juga semingguan. Gak mau makan, gak bisa sikat gigi tapi tetap beraktivitas seperti biasa. Usia anak seumurnya memang lagi aktif-aktifnya. Karena gak bisa makan otomatis asupan gizinya berupa cairan, minum madu, minum jus buah, kuah sayur bening, kuah sup, dan minum larutan penyegar tiap hari. Mau bagaimana lagi. Apapun makanannya tak bisa masuk. Ini sariawan paling lama yang dideritanya dan pertama kali kenal larutan penyegar.
Pas pertama kali liat Liang Teh Cap Panda, malah Himda yang heboh.
"aannnndddaa aaaeeemm, aaaannnnddddaaa aaaaeeemmmm."
Panda maem, kata Himda. Ikut icip, pastinya. Apa yang dilakukan si kakak langsung di tiru si adik.
Alhamdulillah Isya, menurut, berbagi sama adiknya dan minumnya juga bertahap gak sekaligus. Abi suka yang cincau, enak katanya. Sebagai ibu, saya merasa aman saat anak-anak mengkonsumsi Liang Teh cap Panda apalagi saat mereka membutuhkannya, karena:
  • Memiliki sertifikat halal. Kehalalan adalah hal utama gak bisa ditawar untuk segala yang akan kita konsumsi
  • Terbuat dari herbal alami sehingga bisa dikonsumsi seluruh keluarga, termasuk anak juga bisa dong.
  • Rasanya enak, pas, dan tidak terlalu manis.
  • Dikemas secara modern dan higienis tanpa pengawet, pewarna dan pemanis buatan.
  • Sebagai solusi untuk mengobati panas dalam karena kurang minum air putih, cuaca panas, musim pancaroba, atau makan makanan berlemak.
  • Mempunyai banyak variasi rasa, Liang teh cap Panda, cincau, chrysanthemum, sarang burung, dan green tea.
  • Praktis bisa di bawa kemana saja dan diminum kapan saja, jangan lupa kalengnya dibuang di tempat sampah ya..
  • Siapa tak kenal Panda, anak-anak suka banget karena ada gambar Pandanya.


Berwisata bersama keluarga membuat kita semakin akrab dan dekat, berwisata alam membuat kita banyak bersyukur, merasa diri tak berarti di hadapan Tuhan. Tuhan telah menciptakan alam ini dengan begitu sempurna, kita tinggal menikmati, memanfaatkan secara bijak serta menjaganya agar tidak rusak.

Selain Pantai Bandengan, banyak wisata pantai lain di Jepara seperti Pantai Kartini, Pantai Empu Rancak, Pantai Pungkruk, Pantai Guamanik Pacatu, Pantai Teluk Awur, Pantai Semat, Pantai Ombak mati, Pantai Blebak, Pantai Suweru, Pantai Bayuran dan Pantai Beringin. Banyak sekali. Iya, memang banyak sekali. Baru di satu kota, di Jepara. Indonesia sebagai negara kepulauan memang kaya akan wisata pulaunya.

Untuk menuju Pantai Bandengan, dari Semarang jika mengendarai mobil pribadi juga mudah. Berikut ini rute yang bisa kita tempuh jarak dari Semarang sekitar 75,8 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 21 menit.
  1. Ke arah utara menuju Jl. Kakap 79M
  2. Belok kanan menuju Jl, Kakap  0,6 Km
  3. Belok kiri menuju Jl. KL Yos Sudarso  0,2 Km
  4. Ambil belokan kanan ke-1 ke Jl. Bandarharjo Selatan  0,5 Km
  5. Belok kanan menuju Jl. Empu Tantular  53M
  6. Ambil belokan kiri ke-1 ke Jl. Merak/Jl. Raya Semarang-Purwodadi  26,4 Km lanjutkan untuk mengikuti Jl. Raya Semarang-Purwodadi
  7. Terus ke Jl. Lingkar Demak/Jl. Nasional 1   6,9 Km lanjutkan mengikuti Jl. Nasional 1
  8. Belok kiri menuju Jl. Raya Welahan (rambu Jepara)  7,0 Km
  9. Terus ke Bakung 4,6 Km
  10. Terus ke Jalan raya welahan  7,0 Km
  11. Belok kiri menuju Jl. Raya Jepara-Kudus-Mayong  1,0 Km
  12. Terus ke Jl. Raya Jepara-Kudus  4,9 Km
  13. Terus ke Jl. Raya Pecangaan, Jepara-kudus 3,8 Km
  14. Terus ke Jl. Hugeng Imam Santoso  2,5 Km
  15. Di bundaran ambil jalan keluar ke-2 menuju Jl. Sukarno-Hatta  4,9 Km
  16. Terus ke Jl. KH Wahid Hasyim  1,4 Km
  17. Terus ke Jl. Pemuda   1,1 Km
  18. Di bundaran ambil jalan. keluar ke-3 menuju Jl. RA Kartini. Jalan melalui 1 bundaran 0,8 Km
  19. Terus ke Jl. Ahmad Yani   0,3 Km
  20. Terus ke Jl. Ahmad Yani  0,3 Km
  21. Belok kiri menuju Jl. Shima  0,2 Km
  22. Terus ke Jl. Shima 0,9 Km
  23. Terus ke Jl. Jendral. A. Yani  0,3 Km
  24. Belok kiri untuk tetap di Jl. Jendral A. Yani 0,3 Km
  25. Belok kiri menuju Jl. Jepara-Bangsri   0,8 Km . Tujuan ada di sebelah kiri
  26. Selamat datang di kawasan wisata Pantai Bandengan Jepara Jawa Tengah
 Mari berwisata keliling pantai Indonesia :) Mari menjelajah Pantai Bandengan Jepara, jangan lupa oleh-olehnya,  ada durian petruk, kain tenun troso, atau berbagai ukiran cantik yang bisa kita bawa pulang sebagai cenderamata khas Jepara.




Sumber Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Tirto_Samodra
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jepara
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Panjang_%28Jepara%29
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Lomban
http://suaramerdeka.com/harian/0511/07/mur07.htm
http://regional.kompas.com/read/2013/08/16/1535032/Kapal.Terbalik.di.Jepara.Pemilik.dan.Nahkoda.Jadi.Tersangka.
http://www.trackpacking.com/main/light/?redirect

Komentar

  1. eh mak, mampir yak. btw laptop kita sama hoho, saya waktu dulu ke pantai kartini mak, bagus banget sayangnya cuma sebentar krn dikejar waktu, pantai bandengannya bagus mak pasir putih ya

    BalasHapus
  2. Liburan di Pantai Kartini Jepara memang mengasyikkan bersama keluarga, persiapan tahun barunan. :D

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Asyiknya jalan2 berwisata ke Wisata Pulau Panjang Jepara., pantai pasir putih yang ajib.

    BalasHapus
  5. Tulisan tentang pulau panjang yang menarik kak, terus berkarya ya

    BalasHapus
  6. Pantai bandengan memang salah satutempat wisata kota jepara yang memiliki keindahan istimewa, keren dan bermanfaat infonga

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer